Dua
hari setelah pengumuman kelulusan SMA, Shezy atau yang akrab di sapa Echy ini,
telah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kawasan
Bandung. Itulah impiannya sejak masih duduk di bangku SMA. Hatinya sangat
berbunga-bunga. Di sisi lain dia merasa sedih karena harus berpisah dengan
orang tua, sahabat dan teman spesial di hatinya. Banyak teman sekelasnya yang
merasa iri dengan keberhasilan yang di raihnya itu. Justru dia mengabaikannya
bagai angin lalu. Begitu administrasi di sekolahnya selesai, Echy langsung
berangkat menuju Bandung. Kebetulan di Bandung ada teman ayahnya yang memiliki
kostan di dekat kampusnya, jadi dia tak perlu lagi repot-repot untuk mencari
tempat kost.
Masa orientasi di kampus sudah
selesai di laluinya. Perkuliahan sudah di mulai beberapa hari yang lalu. Echy
tampak antusias mengikuti perkuliahan di kelas. Tanpa dia sadari, ada seseorang
di kelasnya yang sedang memperhatikannya. Tapi dia tak begitu menghiraukannya.
Dalam pergaulan sehari-hari dia tak sedikitpun mengalami kesulitan untuk
mendapatkan teman. Dengan sikapnya yang ramah dan perianglah yang menjadi modal
utamanya. Saat di taman kampus, Echy dan teman-temannya mempunyai rencana untuk
membuat sebuah genk yang masih diperdebatkan mengenai nama.
“ Kawan, gimana kalo kita bikin genk?
Segini aja anggotanya? Mau ngga? “ tanya Echy.
“ Gue setuju ama ide lu! “ jawab
Sabrina dan Mitha.
“ Kalo kalian gimana? “ tanya Mitha
pada Damar dan Dhanis.
“ Ehm...gimana yah?? Masih bingung
gue “ ujar Damar.
“ Kayanya ...”
“ Kayanya gimana maksud lu? “ tanya
Echy antusias pada jawaban Dhanis.
“ Kayanya gue ikut suara terbanyak
deh...”
“ Kaya Pemilu aja pake suara
terbanyak segala ! “ ejek Damar.
“ Terserah gue donk? “
“ By the way, mau di kasih nama apa?
“
“ Gimana kalo CIRENKER’S kalo ngga
CILOKER’S ? Kita kan sering banget jajan itu kalo di kantin? Briliant kan ide
gue? “ ungkap Mitha dengan bangga.
“ Ikh meuni gimana gitu
didengernya.” Mereka saling silang pendapat mengenai nama kelompok atau genk
lah istilah gaulnya. Dan pada akhirnya mereka tidak memilih salah satu dari
kedua nama yang disebutkan. Secara mengejutkan Damar menunjukan sebuah tulisan
pada teman- temannya, D 23 S.
“ Kalau namanya ini aja gimana?”
ucap Damar sambil menyodorkan kertas pada teman-temannya.
“ Simple. Gue sukasama ide lu” jawab
Echy.
“ Gue bikin ini dari nama singkatan
nama depan kita,itu khusus buat buat yang cewe. Kalau yang cowo diambil dari
nama tengahnya. Nih gue urutin mulai dari cowo, Pambayun Damar Nugraha, Yuri
Dhanis Agasha. Sekarang tinggal yang cewe, Sabrina Kuswandari Saputri, Aleena
Shezy Pramesti, Shelomitha Artha Kiano. Terus kalau ada yang tanya itu simbol
apa? Jawabnya double D triple S” papar Damar.
“ Yang ini baru namanya ide
briliant” ejek Sabrina pada Mitha.
Mereka tertawa bahagia untuk nama
baru genknya. Kekompakan selalu mereka perlihatkan dimanapun mereka berada.
Dalam hal berorganisasi, Echy dan Dhanis cenderung memilih BEM. Karena mereka
akitivis semasa SMA dulu. Sedangkan yang lainnya memilih KOPMA dan DPM. Mereka
tak pernah mempersoalkan mengenai perbedaan dalam berorganisasi.
Hampir setahun Echy tinggal di Kota
kembang. Kesibukan yang dijalankannya kini, sampai lupa untuk mengirim pesan
atau menelepon pacarnya yang kini kuliah di kawasan Depok. Bahkan ia lupa
dengan hari ulang tahunnya, Revan. Pada suatu malam di bulan februari mendekati
hari valentine, tiba-tiba Revan menelepon Echy.
“ Assalamualaikum...”
“ Wa’alaikum salam” jawab Echy.
“ Udah lama juga yah kita ngga
ngobrol? Kapan yah terakhir kali ngobrol kaya gini?” sindir Revan.
“ Sekitar enam bulan yang lalu. Aneh
banget deh lu nanya kaya gitu sama gue? Ada apa sih sebenernya, van?”
“ Ngga ada yang aneh, semuanya biasa
aja deh? Justru lu yang terlalu sibuk sama kegiatan-kegiatan kampus lu. Sampai
lu ngga pernah bales sms atau angkat telepon dari gue. Kenapa mesti temen lu
yang balesin atau angkat telepon dari gue?” tanyanya dengan nada begitu kesal.
“ Aduh..., Van, sorry banget ya?
Please maafin gue?” pinta Echy.
“ Untuk sementara waktu, kita break
dulu. Selama kita break, kita berdua harus bisa introspeksi diri.”
“ Van, lu serius? Maafin gue? Gue
janji ngga bakalan gitu lagi.”
“ Gue serius Chy. Gue mau lu sama
gue bisa nyeimbangin antara kuliah sama hubungan kita. Biar ngga ada yang terbengkalai”
ucapnya dengan tegas dan langsung menutup teleponnya.
Echy menangis semalaman menyesali perbuatannya selama ini
pada Revan. Teman-temannya berusaha membuat Echy kembali tersenyum dengan
menjodoh-jodohkan dengan teman sekelasnya. Tapi dalam hatinya masih tertanam rasa
untuk Revan. Hari-hari terus berganti dan tak terasa pekan UAS pun siap ia
jalani. Walaupun perasaannya sedang bermasalah tapi hasil ujian yang
didapatkannya sangat memuaskan. Hal ini justru menimbulkan keheranan diantara
teman-temannya.
Sedikit demi sedikit bayangan Revan mulai terhapus. Echy
segera menata kembali hatinya yang dulu berserakan. Kadang dalam lamunannya
terbersit wajah Revan. Karena itu lah ia
ingin mencari pengganti Revan. Padahal ia belum secara resmi putus dari Revan
dan ia ingin itu menjadi kenangan. Saat mendengarkan radio, terlintas penggalan
lirik lagu dari Vierra Band yang berjudul Bersamamu “ ku ‘kan setia menjagamu
bersama dirimu, dirimu owh... sampai
nanti akan slalu bersama dirimu” seolah menggambarkan suasana hatinya.
Beberapa hari berselang, teman-temannya berniat
memberikan surprise party untuknya. Karena tanggal 23 Agustus mendatang ia berulang
tahun yang ke-19 tahun. Mereka tahu siapa yang selama ini memberi perhatian
lebih pada Echy dan berencana akan mengundangnya dalam surprise party sebagai
seseorang yang special.
“ Mar, lu punya ide ngga buat ulang tahun Echy?” tanya
Sabrina.
“ Bikin surprise party aja!.”
“ Justru itu yang gue pikirin dari tadi. Tapi gue pengin ada sesuatu yang
bermakna gitu? Tha, biasanya lu punya segudang ide briliant yang biasanya rada
nyeleneh.”
“ Tau aja sih? Gue tau kalau salah satu dari temen
sekelas kita ada yang naksir sama Echy. Dulu sih Echy belum nanggepin gitu!
secara, dia kan masih pacaran sama Revan dan
sekarang kan udah ngga. Kali aja Echy bisa senyum kaya dulu lagi.”
“ Siapa sih namanya? Penasaran gue?” tanya Damar.
“ Lu tahu cowo yang duduk di pojok belakang kan? Yang
wajahnya oriental?”
“ Maksud lu, si Sahrul?”
“ Bukan dia. Kalau gue ngga salah sih namanya Hervian Rafka
Putranto. Dia biasa dipanggil Rafka” ujar Mitha.
“ Owh... gitu. Ngga apa-apa juga sih?” ucap Damar.
“ Kita sih ngikut aja. Kalau itu memang yang kalian suka”
kata Sabrina dan Dhanis.
Besoknya, Dhanis, Damar, Sabrina dan Shelomitha menemui
Rafka dan menceritakan semua rencana yang ttelah mereka susun. Laksana gayung
bersambut, Rafka pun menyetujuinya. Semua persiapan telah selesai. Tinggal
menunggu hasilnya saja dua hari mendatang. Saat di kelas, Echy meerasa ada
keanehan dari keempat temannya. Setiap dia bertanya sesuatu, pasti di jawabnya
ngga ada yang disembunyikan. Karena hal itu pula lah yang membuat dirinyalupa
akan hari ulang tahunnya sendiri. Sepulangnya dari kampus,Echy diajak oleh
Damar ke sebuah taman. Semua teman telah berkumpul. Dan tibalah saat-saat yang
dinantikan
“ surprise...!” teriak Mitha dari belakang badan Echy.
Echy terharu dan terkejut dengan surprice yang diberikan
oleh teman-temannya. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang tidak asing
lagi baginya membawa sebuah kue tart dari balik kerumunan. Echy sama sekali
tidak menduganya bahwa lelaki itu adalah
Rafka. Orang yang selama ini mengagumi dirinya.
“ Ini adalah kado spesial dari kami” bisik Dhanis.
“ Ehm... lu tuh ya?”
“ Selamat ulang tahun chy!” ucap Rafka.
“ Thank you.”
“ Ngga apa-apa ko! kebetulan aja lagi ada waktu kosong,
jadi gue bisa dateng. Ini juga dadakan lho! habisnya temen-temen lu ngasih
tahunya kemarin.”
“ Aduh, bikin repot aja nih? Lu dateng juga udah seneng.”
“ Chy... sini!” panggil Damar.
“ Udah lupa ya sama kita disini. Ngga enak tahu dari tadi
dicuekin?”
“ Iya, bentar lagi kesana.”
Echy menghampiri teman-temannya dan Rafka mengikutinya
dari belakang. Mereka semua ngobrol dan menghabiskan semua makanan yang ada
hingga tengah malam. Keesokan harinya, Dhanis memberikan ide lagi pada rafka
untuk mengajak echy nonton film favoritnya. Rafka pun segera menelepon Echy dan
mengajaknya untuk menonton film favoritnya itu. Echy menerima ajakan itu. Echy kembali
tersenyum dan mulai melepaskan sosok Revan yang selama ini mengisi
hari-harinya. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi pendamping hidup
kita. Move on!!
No comments:
Post a Comment