Saturday, 4 May 2013

Move On



Dua hari setelah pengumuman kelulusan SMA, Shezy atau yang akrab di sapa Echy ini, telah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kawasan Bandung. Itulah impiannya sejak masih duduk di bangku SMA. Hatinya sangat berbunga-bunga. Di sisi lain dia merasa sedih karena harus berpisah dengan orang tua, sahabat dan teman spesial di hatinya. Banyak teman sekelasnya yang merasa iri dengan keberhasilan yang di raihnya itu. Justru dia mengabaikannya bagai angin lalu. Begitu administrasi di sekolahnya selesai, Echy langsung berangkat menuju Bandung. Kebetulan di Bandung ada teman ayahnya yang memiliki kostan di dekat kampusnya, jadi dia tak perlu lagi repot-repot untuk mencari tempat kost.
            Masa orientasi di kampus sudah selesai di laluinya. Perkuliahan sudah di mulai beberapa hari yang lalu. Echy tampak antusias mengikuti perkuliahan di kelas. Tanpa dia sadari, ada seseorang di kelasnya yang sedang memperhatikannya. Tapi dia tak begitu menghiraukannya. Dalam pergaulan sehari-hari dia tak sedikitpun mengalami kesulitan untuk mendapatkan teman. Dengan sikapnya yang ramah dan perianglah yang menjadi modal utamanya. Saat di taman kampus, Echy dan teman-temannya mempunyai rencana untuk membuat sebuah genk yang masih diperdebatkan mengenai nama.
            “ Kawan, gimana kalo kita bikin genk? Segini aja anggotanya? Mau ngga? “ tanya Echy.
            “ Gue setuju ama ide lu! “ jawab Sabrina dan Mitha.
            “ Kalo kalian gimana? “ tanya Mitha pada Damar dan Dhanis.
            “ Ehm...gimana yah?? Masih bingung gue “ ujar Damar.
            “ Kayanya ...”
            “ Kayanya gimana maksud lu? “ tanya Echy antusias pada jawaban Dhanis.
            “ Kayanya gue ikut suara terbanyak deh...”
            “ Kaya Pemilu aja pake suara terbanyak segala ! “ ejek Damar.
            “ Terserah gue donk? “
            “ By the way, mau di kasih nama apa? “
            “ Gimana kalo CIRENKER’S kalo ngga CILOKER’S ? Kita kan sering banget jajan itu kalo di kantin? Briliant kan ide gue? “ ungkap Mitha dengan bangga.
            “ Ikh meuni gimana gitu didengernya.” Mereka saling silang pendapat mengenai nama kelompok atau genk lah istilah gaulnya. Dan pada akhirnya mereka tidak memilih salah satu dari kedua nama yang disebutkan. Secara mengejutkan Damar menunjukan sebuah tulisan pada teman- temannya, D 23 S.
            “ Kalau namanya ini aja gimana?” ucap Damar sambil menyodorkan kertas pada teman-temannya.
            “ Simple. Gue sukasama ide lu” jawab Echy.
            “ Gue bikin ini dari nama singkatan nama depan kita,itu khusus buat buat yang cewe. Kalau yang cowo diambil dari nama tengahnya. Nih gue urutin mulai dari cowo, Pambayun Damar Nugraha, Yuri Dhanis Agasha. Sekarang tinggal yang cewe, Sabrina Kuswandari Saputri, Aleena Shezy Pramesti, Shelomitha Artha Kiano. Terus kalau ada yang tanya itu simbol apa? Jawabnya double D triple S” papar Damar.
            “ Yang ini baru namanya ide briliant” ejek Sabrina pada Mitha.
            Mereka tertawa bahagia untuk nama baru genknya. Kekompakan selalu mereka perlihatkan dimanapun mereka berada. Dalam hal berorganisasi, Echy dan Dhanis cenderung memilih BEM. Karena mereka akitivis semasa SMA dulu. Sedangkan yang lainnya memilih KOPMA dan DPM. Mereka tak pernah mempersoalkan mengenai perbedaan dalam berorganisasi.
            Hampir setahun Echy tinggal di Kota kembang. Kesibukan yang dijalankannya kini, sampai lupa untuk mengirim pesan atau menelepon pacarnya yang kini kuliah di kawasan Depok. Bahkan ia lupa dengan hari ulang tahunnya, Revan. Pada suatu malam di bulan februari mendekati hari valentine, tiba-tiba Revan menelepon Echy.
            “ Assalamualaikum...”
            “ Wa’alaikum salam” jawab Echy.
            “ Udah lama juga yah kita ngga ngobrol? Kapan yah terakhir kali ngobrol kaya gini?” sindir Revan.
            “ Sekitar enam bulan yang lalu. Aneh banget deh lu nanya kaya gitu sama gue? Ada apa sih sebenernya, van?”
            “ Ngga ada yang aneh, semuanya biasa aja deh? Justru lu yang terlalu sibuk sama kegiatan-kegiatan kampus lu. Sampai lu ngga pernah bales sms atau angkat telepon dari gue. Kenapa mesti temen lu yang balesin atau angkat telepon dari gue?” tanyanya dengan nada begitu kesal.
            “ Aduh..., Van, sorry banget ya? Please maafin gue?” pinta Echy.
            “ Untuk sementara waktu, kita break dulu. Selama kita break, kita berdua harus bisa introspeksi diri.”
            “ Van, lu serius? Maafin gue? Gue janji ngga bakalan gitu lagi.”
            “ Gue serius Chy. Gue mau lu sama gue bisa nyeimbangin antara kuliah sama hubungan kita. Biar ngga ada yang terbengkalai” ucapnya dengan tegas dan langsung menutup teleponnya.
Echy menangis semalaman menyesali perbuatannya selama ini pada Revan. Teman-temannya berusaha membuat Echy kembali tersenyum dengan menjodoh-jodohkan dengan teman sekelasnya. Tapi dalam hatinya masih tertanam rasa untuk Revan. Hari-hari terus berganti dan tak terasa pekan UAS pun siap ia jalani. Walaupun perasaannya sedang bermasalah tapi hasil ujian yang didapatkannya sangat memuaskan. Hal ini justru menimbulkan keheranan diantara teman-temannya.
Sedikit demi sedikit bayangan Revan mulai terhapus. Echy segera menata kembali hatinya yang dulu berserakan. Kadang dalam lamunannya terbersit  wajah Revan. Karena itu lah ia ingin mencari pengganti Revan. Padahal ia belum secara resmi putus dari Revan dan ia ingin itu menjadi kenangan. Saat mendengarkan radio, terlintas penggalan lirik lagu dari Vierra Band yang berjudul Bersamamu “ ku ‘kan setia menjagamu bersama dirimu, dirimu  owh... sampai nanti akan slalu bersama dirimu” seolah menggambarkan suasana hatinya.
Beberapa hari berselang, teman-temannya berniat memberikan surprise party untuknya. Karena tanggal 23 Agustus mendatang ia berulang tahun yang ke-19 tahun. Mereka tahu siapa yang selama ini memberi perhatian lebih pada Echy dan berencana akan mengundangnya dalam surprise party sebagai seseorang yang special.
“ Mar, lu punya ide ngga buat ulang tahun Echy?” tanya Sabrina.
“ Bikin surprise party aja!.”
“ Justru itu yang gue pikirin dari  tadi. Tapi gue pengin ada sesuatu yang bermakna gitu? Tha, biasanya lu punya segudang ide briliant yang biasanya rada nyeleneh.”
“ Tau aja sih? Gue tau kalau salah satu dari temen sekelas kita ada yang naksir sama Echy. Dulu sih Echy belum nanggepin gitu! secara, dia kan masih pacaran sama Revan dan  sekarang kan udah ngga. Kali aja Echy bisa senyum kaya dulu lagi.”
“ Siapa sih namanya? Penasaran gue?” tanya Damar.
“ Lu tahu cowo yang duduk di pojok belakang kan? Yang wajahnya oriental?”
“ Maksud lu, si Sahrul?”
“ Bukan dia. Kalau gue ngga salah sih namanya Hervian Rafka Putranto. Dia biasa dipanggil Rafka” ujar Mitha.
“ Owh... gitu. Ngga apa-apa juga sih?” ucap Damar.
“ Kita sih ngikut aja. Kalau itu memang yang kalian suka” kata Sabrina dan Dhanis.
Besoknya, Dhanis, Damar, Sabrina dan Shelomitha menemui Rafka dan menceritakan semua rencana yang ttelah mereka susun. Laksana gayung bersambut, Rafka pun menyetujuinya. Semua persiapan telah selesai. Tinggal menunggu hasilnya saja dua hari mendatang. Saat di kelas, Echy meerasa ada keanehan dari keempat temannya. Setiap dia bertanya sesuatu, pasti di jawabnya ngga ada yang disembunyikan. Karena hal itu pula lah yang membuat dirinyalupa akan hari ulang tahunnya sendiri. Sepulangnya dari kampus,Echy diajak oleh Damar ke sebuah taman. Semua teman telah berkumpul. Dan tibalah saat-saat yang dinantikan
“ surprise...!” teriak Mitha dari belakang badan Echy.
Echy terharu dan terkejut dengan surprice yang diberikan oleh teman-temannya. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang tidak asing lagi baginya membawa sebuah kue tart dari balik kerumunan. Echy sama sekali tidak menduganya  bahwa lelaki itu adalah Rafka. Orang yang selama ini mengagumi dirinya.
“ Ini adalah kado spesial dari kami” bisik Dhanis.
“ Ehm... lu tuh ya?”
“ Selamat ulang tahun chy!” ucap Rafka.
“ Thank you.”
“ Ngga apa-apa ko! kebetulan aja lagi ada waktu kosong, jadi gue bisa dateng. Ini juga dadakan lho! habisnya temen-temen lu ngasih tahunya kemarin.”
“ Aduh, bikin repot aja nih? Lu dateng juga udah seneng.”
“ Chy... sini!” panggil Damar.
“ Udah lupa ya sama kita disini. Ngga enak tahu dari tadi dicuekin?”
“ Iya, bentar lagi kesana.”
Echy menghampiri teman-temannya dan Rafka mengikutinya dari belakang. Mereka semua ngobrol dan menghabiskan semua makanan yang ada hingga tengah malam. Keesokan harinya, Dhanis memberikan ide lagi pada rafka untuk mengajak echy nonton film favoritnya. Rafka pun segera menelepon Echy dan mengajaknya untuk menonton film favoritnya itu. Echy menerima ajakan itu. Echy kembali tersenyum dan mulai melepaskan sosok Revan yang selama ini mengisi hari-harinya. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi pendamping hidup kita. Move on!!
              

No comments:

Post a Comment