Monday 27 October 2014

Mendidik, Mencerdaskan Indonesia

Picture by Arinda Risa Kamal
(Guru SM-3T SMPN 4 Fatuleu Barat)

Hai kau pemuda dan pemudi
Harapan ibu pertiwi
Mari kita raih prestasi
Bersama kita membangun negeri
Jadilah pendidik yang berdedikasi
Mengabdi ke pelosok negeri
Mendidiklah dengan setulus hati
Agar tercipta generasi mandiri

Mari kita maju bersama
Mencerdaskan Indonesia
Menjadi sarjana mendidik bangsa
Menujulah yang terdepan
Gapai mereka yang terluar
Jangkaulah mimpi-mimpi yang tertinggal
Demi terwujudnya generasi emas Indonesia

Lirik di atas merupakan Mars SM-3T. Dari lirik lagu di atas mengajak pemuda dan pemudi Indonesia untuk bergerak bersama-sama mencerdaskan anak-anak bangsa yang berada di pelosok negeri. Anak-anak bangsa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Karena kelak pada saat Indonesia emas, anak-anak inilah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di berbagai bidang. Dengan semangat sumpah pemuda, saya bersama rekan-rekan Guru SM-3T akan terus berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa di tengah keterbatasan yang ada di lapangan. Ini semua untuk kejayaan Indonesia. Kini bukan saatnya hanya berpangku tangan saja tanpa suatu tindakan yang nyata. Mari kita maju bersama untuk Indonesia tercinta dalam berbagai bidang sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Keceriaan anak-anak Indonesia
At SD Inpres Siumolo, Fatuleu Barat
Picture by @titinkomalasari

Sunday 26 October 2014

Biulnoni

Baru beberapa minggu tinggal di Siumolo, Kecamatan Fatuleu Barat, akupang, saya mendapat undangan pesta pernikahan dari salah satu rekan guru di sekolah. Pesta pernikahan tersebut beliau adakan untuk adiknya. Beberapa hari sebelum pesta, saya dilatih untuk berdansa. Karena ini pertama kalinya untuk saya, jadi saya memperhatikan dengan sungguh - sungguh gerakan dansanya.

Acara pesta di buka dengan polonice (semoga tulisannya benar). Polonice ini harus berpasangan laki-laki dengan perempuan. Pasangan berurutan dari pengantin, keluarga serta kerabat. Siapapun pasangannya, kalau sudah dipanggil untuk polonice harus mau. Malam itu, saya dipasangkan dengan rekan guru SM-3T juga, namun karena ada sesuatu hal jadi dibatalkan dan diganti dengan adik Bapak Kepala Desa Nuataus. Ibu bidan Hasryah dan Ibu Suci juga ikut polonice. Ibu bidan berpasangan dengan Bapak Kepala Desa Nuataus, sedangkan Ibu Suci berpasangan dengan Bapak Pendeta Dony. Pengalaman pertama untuk berdansa, sedikit kaku juga. Hehehe

Setelah itu, baru biulnoni. Biulnoni merupakan uang yang ditaruh pada lidi yang ditancapkan di atas kepala pengantin perempuan. Semua keluarga berkeliling sambil menari membuat lingkaran. Ini khusus untuk keluarga, namun bila ada anggota keluarga yang memberikan selendang kepada tamu,, maka orang tersebut harus memberikan uang kepada pengantin dengan cara yang tadi. Saya termasuk orang yg diberikan selendang oleh keluarga pengantin. Repotnya pas ngga ada uang ribuan. Jadi dipinjamkan dulu sama istri Bapak mantan kepala desa.

Selain polonice dan biulnoni juga ada acara dansa dan dugem. Saya menghadri pesta sampai pukul 01.00

Wednesday 8 October 2014

gara mangga modok, kepala bocor

Tak terasa sudah masuk bulan kedua saya berada di Kupang. Ada bebeberapa kejadian selama saya mengajar di SD. Salah satunya adalah kepala bercucuran darah karena tak sengaja terkena lemparan batu dari kaka kelasnya.

Saat itu saya dengan suci sedang makan di Pustu. Tiba-tiba ada mama yang berteriak kalau ada anak yang kepalanya bocor. Saya langsung berlari keluar dan melihat kondisi anak sambil membawa piring berisi makanan. Anak tersebut ternyata siswa kelas 2. Dia datang sendiri ke Pustu begitu menyadari kepalanya terluka. Bu bidan kira, kepalanya harus di jahit. Setelah di bersihkan, ternyata hanya luka saja dan tidak harus di jahit.

Berdasarkan penuturan mama, dia sedang melintas di depan pohon mangga sendirian. Tiba-tiba ada kaka kelasnya yang sedang melempar buah mangga dengan menggunakan batu. Sasaran meleset dan terkena kepala nona kecil itu. Semoga tidak ada lagi yang mengalami perdarahan di jam sekolah. Hehe

Friday 3 October 2014

Pesiar Pi Signal

Menurut adik sepupu saya, daerah 3T diterjemahkan menjadi Tutah, Tekali, Tignal. Karena di daerah penempatan saya di Siumolo memang tidak ada signal. Terus kalau mau menghubungi keluarga bagaimana? Saya harus berjalan kaki kurang lebih 2 km ke arah pantai. Di sana signal berasal dari kecamatan Amfoang Barat Daya. Signal 3G lho, hehe. Bisa BBM, WA, pokoknya cek medsos bisa. *Mulai kalap :p. Selain ke daerah pantai, pesiar pi signal juga bisa ke atas bukit dengan waktu tempuh 30 menit dari rumah. Jalurnya seperti di CIC Lembang saat prakondisi. Naik sedikit mah sudah biasa. Cieeee prakondisi berkesan. Kalau di bukit, signalnya berasal dari kecamatan Amfoang Selatan. Di sini juga signalnya 3G. Hehe. Suka duka SM-3T menikmati suasana tanpa listrik dan signal. Sekalinya pesiar ke kota aja langsung kalap signal. Hahaha
Perjalanan menuju bukit signal

Narsis di pantai. Hehe

Ini yang membuat saya betah berlama-lama duduk di pantai.



Seperangkat Alat Charger

Lama tidak blogging, jadi kalap nulis deh. Haha. Semoga tidak bosan mengunjungi laman blogspot saya ^_^.


Tidak bisa dipungkiri kalau pergi kemanapun tidak akan lupa dengan gadget pribadi. Termasuk saya juga membawa beberapa gadget ke daerah penempatan SM-3T. Saya tahu kalau di sana itu tidak ada aliran listrik dan signal. Namanya juga gadget kesayangan, kemanapun pasti di bawa. Sekalinya baterai semua gadget habis, bingung harus charger di mana. Berdasarkan informasi dari rekan di angkatan 3, kalau mereka charger semua gadget di pastori gereja dekat sekolah. Pa Pendetanya juga baik lho. Hehe. Saya bersama Suci dan ibu bidan, ibu Hasryah pun pi pastori (pi : pergi). Inilah seperangkat alat charger yang biasa di bawa ke pastori. Kalau ini alat charger, nah seperangkat alat sholat dll mah belum :p

Thursday 2 October 2014

Siumolo Tempatku Mengabdi

Setahun setelah saya lulus kuliah, Saya kembali membulatkan niat untuk Mengajar Anak-Anak di pelosok negeri dengan mengikuti Program SM-3T dari Kemendikbud. Berbekal izin dari orang tua, orang terdekat dan keluarga, saya mendaftarkan diri sebagai peserta SM-3T dari LPTK UPI. Seluruh Rangkaian tes saya ikuti hingga tahap prakondisi Dan diberangkatkan Ke Kupang.

Sesampainya di Kupang, Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang membacakan SK Penempatan Tugas Mengajar. Saya mendapat Tugas Mengajar di SD Inpres Siumolo Desa Tuakau Kecamatan Fatuleu Barat Kabupateb Kupang. Di Sini saya bertugas Bersama Suci Wulan Yuliani, S.Pd selama satu tahun. Tahun 2013, SD Inpres Siumolo untuk pertama kalinya mendapat kuota guru SM-3T yaitu Rin Rin Agustini, S.Pd Dan Dina Herawati, S.Pd. keduanya merupakan Rekan Satu Angkatan Saya di Kampus. Banyak, pengarahan yang mereka berikan kepada Kami sebelum menuju daerah penempatan.

Alhamdulillah sambutan yang saya rasakan begitu hangat. Saya merasa di kampung halaman sendiri meskipun berada di perantauan. Masyarakat di sini mayoritas pemeluk Kristen Protestan. Toleransi antar umat beragama sangat dijunjung tinggi. Walaupun nada suara mereka tinggi, tapi hatinya baik. Di mana Bumi di pijak, di situ Langit dijunjung. Di sini saya harus mengikuti adat yang berlaku. Contohnya memakan sirih pinang ketika datang bertamu. Karena saya tidak makan sirih pinang, jadi saya hanya mengambilnya saja untuk menghormati tuan Rumah. Kalau yang tidak terbiasa memamah sirih pinang, akan merasakan mabuk selama dua hari. Begitu menurut penuturan mama mantan desa.

Siumolo sudah menjadi kampung kedua setelah Jawa. Di sini akan banyak sekali cerita yang terukir dan tidak dapat terlupakan. Selamat mengabdi untuk mencerdaskan Anak Bangsa.