Monday 5 October 2015

GELAMOR - Gerakan Lima Ribu untuk Timor


Selamat pagi Indonesia!!!
Bingung ya bagaimana caranya berbagi? atau bingung mencari orang yang tepat menerimanya?
Sekarang jangan bingung lagi ya. Perkenalkan program kami yang bernama "GELAMOR".
nah pasti sekarang nambah bingung apa itu GELAMOR?
Ok kami jelaskan ya.

GELAMOR itu singkatan dari "Gerakan Lima Ribu untuk Timor"
Program Ini merupakan salah satu program kerja kami dari guru SM3T LPTK UPI angkatan V yang bertugas di kab. Kupang-NTT tahun 2015. Gerakan ini kami buat guna menggalang dana dari masyarakat untuk membantu saudara-saudara kita di NTT khususnya di kab. Kupang dibidang pendidikan.  adapun jumlah nominal tidak terbatas, berapapun jumlahnya kami akan terima. selain itu juga dari semua kalangan bisa ikut berpartisipasi dalam program ini, mulai dari yang muda hingga yang tua.
Dana yang kami himpun nantinya akan kami gunakan untuk membantu pendidikan dengan membagi ke dalam dua bentuk bantuan. Yaitu:
1. Beasiswa bagi anak yang tidak mampu khususnya yatim piatu, berupa baju seragam dan alat tulis sekolah.
2. Bantuan sekolah berupa Alat peraga seperti kerangka manusia, globe, dll. Bahkan berupa Pembangunan gedung sekolah yang layak pakai, baik ruang kelas, perpustakaan maupun WC. Karena selama ini sekolah yang mereka gunakan adalah sekolah yg berlantaikan tanah, tembok dari pelupuh bambu, dan daun gewang sebagai atapnya. Serta tidak tersedianya WC. Seragam yang mereka gunakan, serta ketersediaan bukupun sangatlah minim. Namun semangat belajar mereka sangatlah tinggi.

maka dari itu melalui program GELAMOR, kami berharap saudara-saudara kita khususnya di tanah timor bisa merasakan pendidikan yang lebih layak.

Nah sekarang ingin tahu cara membantunya?
Caranya cukup mudah ko.
Bantuan yang kita berikan cukup dikirim langsung via rekening Mandiri di no (900-00-2993293-7) atas nama DINA OCTAVIANI.
atau bisa langsung konfirmasi di no
 1. 081224786325 an. SUHENDI (Koordinator ). Atau di no
2. 082216771434 an.  DINA OCTAVIANI (Sekum)

@Salam MBMI (Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia)

Monday 13 July 2015

Semua Berawal Di sini Part 1

Semua berawal di sini. Tak pernah aku bayangkan sebelumnya kalau hal tersebut pada akhirnya menjadi sebuah kenyataan dan mempertemukan kita kembali dalam suasana yang berbeda. Sekitar bulan April 2014, tak sengaja aku scroll beranda facebook dan membaca status dari salah satu teman SMA bernama Shandra Kusuma D. Dia mencantumkan link blogspotnya. Aku tertarik untuk membacanya. Ternyata dia sedang berada di Menteng untuk pembekalan sebagai ODP di salah satu bank terkemuka di Indonesia.

Obrolan berlanjut sampai di twitter dan bertukar nomor telepon. Satu hal yang membuat aku intens ngobrol saat dia upload tiket keberangkatan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aku juga bilang sama dia semoga nanti ditempatkan tugas mengajar juga dekat dengan tempat kamu. Karena saat itu saya hendak mendaftar SM-3T di almamaterku dulu. Tahapan seleksi terus berlanjut sampai pada tahap prakondisi, berarti sudah dipersiapkan untuk berangkat ke daerah 3T. Seminggu sebelum prakondisi, Shandra menulis status bahwa dia pindah tugas ke Kupang. Sejak itu aku berdoa supaya kita berdua dapat dipertemukan di sana. Doa itupun terkabulkan. Saat pengumuman daerah penugasan, aku ditempatkan di Kabupaten Kupang. Aku langsung menghubungi Shandra karena akhirnya doa kita terkabulkan.

Hari keberangkatan menuju Kota Kupang sudah ditentukan. Sesampainya di sana, aku kembali menghubungi Shandra untuk bertemu. Maklumlah Nona yang satu ini sibuk dengan nasabahnya. Hehe. Yeah... we meet up at Tedis Beach for the first time and especially not in Java Island. Selama hampir satu tahun bertugas di sini, kita beberapa kali menyempatkan waktu untuk hang out melepas penat dari pekerjaan masing-masing. Thank you Shandra.. next month i'll be back to Java. :')


Semuanya berawal di sini, Kota Kupang mempertemukan kembali aku dan kamu. Thank God

Sunday 5 April 2015

BERBAGI UNTUK TIMOR


Kab. Kupang Prov. NTT adalah salah satu daerah sasaran program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertingal (SM-3T). Tahun Ajaran 2014-2015 ini menugaskan para Guru SM-3T dari Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung untuk menjadi guru di lebih dari 50 sekolah di pelosok Kab. Kupang. Hampir semua sekolah penuh keterbatasan. Dari mulai tenaga pengajar, gedung belajar, hingga buku-buku penunjang pembelajaran. Ribuan siswa SD – SMA yang penuh semangat itu belajar dengan segala keterbatasannya. Mereka tidak ditunjang fasilitas seperti di kota-kota lain yang ada di Indonesia. Tanpa listrik, media informasi dan buku-buku bacaan membuat mereka berharap besar pada materi pembelajaran yang disampaikan para guru. Hal ini diperparah dengan susahnya akses menuju kota. Jarak yang jauh dan jalan yang penuh resiko menjadi kendala bagi mereka untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Hal inilah yang mendorong kami para Guru SM-3T untuk membuat gerakan BERBAGI UNTUK TIMOR, yakni sebuah gerakan pengadaan buku bacaan bagi sekolah-sekolah yang ada di pelosok Kab. Kupang, Pulau Timor – NTT Indonesia.

Mengapa buku? Karena kami penuh keyakinan bahwa buku mampu menghantarkan para siswa yang penuh semangat dan haus belajar itu pada berbagai ilmu dan pengetahuan. Selain itu kami percaya bahwa buku akan menjadi investasi jangka panjang yang bisa dimanfaatkan dari generasi ke generasi.

Untuk itu kami mengajak seluruh pihak untuk turut serta menjadi bagian dari gerakan Berbagi untuk Timor ini.

Buku dapat dikirim melalui alamat:

SLB N Oelmasi. Jalan Timor Raya KM.39 Desa Kuimasi
RT. 10 RW. 02. Kec. Fatuleu kab. Kupang Prov. NTT. Kode Pos: 85363
Anna Riska (Guru SM-3T UPI) Kontak: 0822 - 2121 - 8464

Donasi bisa dikirim ke:

3678 - 01 - 001796 - 50 - 5
Rekening BRI A.N. Lia Anggraeni

Waktu Pemgiriman dan Donasi:
7 April – 7 Juli 2015

Informasi dan Konfirmasi : Sikha Basti 0822 - 1919 - 2363

Twitter : @SM3T_UPIKupang4

(Kami menerima kiriman dalam bentuk buku, seragam, tas dan sepatu dengan kondisi bekas ataupun baru. Selain itu kami menerima juga dalam bentuk donasi yang bisa kami pergunakan untuk pengadaan buku, beasiswa atau biaya pengiriman)

#Bagi pihak yang memerlukan Proposal untuk menyalurkan bantuannya silakan untuk menghubungi kami.

Ayo, dengan mengirimkan buku-buku bekas sekolah dan buku bacaan berarti kita semua bersama menjadi bagian perubahan generasi Indonesia!

Tuesday 24 February 2015

Adera - Di antara kita

Saat lelah ku mencari
Cinta yang tak kunjung datang
Kau slalu ada di sini, di depan mataku
Tempat untukku berbagi
Perasaan cinta yang tersimpan
Namun tak ku duga, kaulah yang ku tunggu

Canda kita tetap sama, tawa kita tak berubah
Namun ada yang berbeda, ku rasakan itu
Dari tatapan matamu yang bicara
Ada sesuatu di antara kita

Bila butiran asmara itu sudah ada
Tumbuh di antara kita
Biarkan saja dia berbunga
Ku harap kau rasakan apa yang ku rasa
Sungguh aku tak kuasa
Menahan rasa di dada

Jangan kau dustai hati, bila semua tlah terjadi
Sudahlah nikmati saja, keadaan ini
Namun sungguh tatapanmu yang bicara
Ada sesuatu di antara kita

Friday 20 February 2015

Surat dari Anak Pelosok Negeri

Selamat pagi Kakak ....


Perkenalkan nama saya Arifin Nubatonis. Saya merupakan salah satu murid kelas V di SD Inpres Siumolo. Kakak tahu ko Siumolo itu di mana? Sekolah saya berada di Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kalau kata Ibu Guru SM-3T, sekolah saya itu termasuk dalam kategori 3T, yaitu Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Kakak, saya mau bercerita sedikit tentang kondisi sekolah dan lingkungan di sini. Kakak, setiap hari saya berangkat menuju sekolah dengan berjalan kaki sejauh 2,5 km. Jalan yang berbatu dan berdebu saya lalui setiap harinya tanpa menggunakan sepatu. Kadang saya tak menggunakan alas kaki ketika musim hujan tiba seperti saat ini. Jalan yang saya lalui menjadi penuh lumpur. Kendaraan yang biasa berlalu-lalang tidak akan ada yang lewat untuk sementara waktu. Adakalanya musim hujan membuat sekolah saya diliburkan karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilewati dan juga sungai dekat sekolah meluap. Sebulan yang lalu sekolah hampir diliburkan seminggu karena hanya beberapa orang saja yang datang ke sekolah.

Sekolah saya berada di dusun terakhir di Kecamatan Fatuleu Barat, paling ujung dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Amfoang Barat Daya. Lantai ruang kelas saya yang hanya dilapisi semen sudah hancur. Setiap pagi saya bersama teman-teman secara bergantian mengambil air dalam jerigen bekas minyak goreng untuk menyiram lantai dan teras depan kelas agar tidak berdebu. Di sekolah saya masih menggunakan papan tulis hitam dan kapur yang cukup menghasilkan debu di ruang kelas. Terkadang Ibu Titin batuk-batuk dan bersin bila terkena debu kapur. Bahkan saat awal mengajar di sekolah saya, beliau terkena flu dan batuk sampai satu bulan. Papan tulis hanya terdapat di kelas dua sampai kelas enam, sedangkan ruang kelas satu tidak ada papan tulis. Buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah juga tidak lengkap. Termasuk buku-buku pelajaran. Hampir semua kelas kekurangan buku-buku pelajaran. Saya menerima pelajaran dengan sumber buku seadanya dan jumlahnya pun terbatas. Sekarang buku-buku pelajaran sudah mulai bertambah. Itu berkat kiriman buku dari BEM REMA UPI Kampus Cibiru Periode 2014. Semua buku di bawa oleh Ibu Titin.

Kakak, meskipun sekolah saya berada jauh dari kota, saya bersemangat untuk bersekolah di tengah keterbatasan. Tetapi saya ingin mempunyai banyak buku pelajaran ataupun buku bacaan di perpustakaan sekolah seperti sekolah-sekolah yang ada di Jawa. Saya juga berdoa semoga mendapatkan Guru SM-3T lagi di sekolah. Karena beliau-beliau tidak kenal lelah dalam mendidik dan mengajarkan saya bermacam-macam hal di tengah keterbatasan. Terima kasih Kakak sudah meluangkan waktu untuk membaca surat dari saya. Kalau kakak mau menyalurkan bantuan bisa kontak Ibu Titin di akun twitternya @titinkomalasari atau akun twitter Guru SM-3T Kabupaten Kupang @SM3T_UPIKupang4 untuk memperoleh informasi lebih lanjut. 

Wednesday 18 February 2015

Bu, beta ju mau pi sekolah


Gadis kecil ini bernama Fendelina Nenobahan. Dia merupakan murid kelas VI di SD Inpres Siumolo Desa Tuakau Kecamatan Fatuleu Barat Kabupaten Kupang. Sudah hampir 2 bulan dia tidak bersekolah karena sakit. Menurut penuturan neneknya, dia tidak dapat berjalan semenjak tanggal 24 Desember 2014. Pada awalnya kaki Fendelina bengkak, sehingga tidak dapat menggerakkan kakinya. Tak lama kemudian, tanganya juga tidak dapat digerakkan. Seperti penderita stroke. Bila hendak ke buang air, dia harus di gendong ke kamar mandi. Badannya semakin kurus. Ini merupakan kunjungan saya yang kedua ke rumah Fendelina bersama teman sekelasnya. Saya membawakan rangkuman materi IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia. Agar dia dapat belajar di rumah. Kondisi dia sekarang sudah dapat berjalan, walaupun harus dipapah untuk berjalan. Tangan dan kakinya dapat digerakkan sedikit demi sedikit. Namun lehernya tidak dapat menengok ke kanan ataupun ke kiri. Semoga kamu cepat sembuh, nak. Supaya dapat kembali bersekolah dan mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan dari sekolah dasar.




Tuesday 6 January 2015

Fiti yang jauh, Bu?

Menjelang akhir bulan November 2014, saya mengajak siswa di kelas 6 belajar di halaman sekolah. Saya hendak membelajarkan mereka mengenai pengaruh gaya dan gerak. Saya meminta dua orang siswa sebagai peraga. Siswa yang lain mengamati setiap gerakan yang saya instruksikan pada peraga. Peraga pertama bertugas sebagai penjaga gawang dan peraga kedua bertindak sebagai penendang bola. Di luar dugaan saya, ternyata mereka mengamati dengan baik dan dapat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja.

Peragaan berikutnya menggunakan ketapel. Saya memberikan contoh penggunaannya pada mereka. Contoh pertama dengan gaya tarikan yang kuat agar gerakan yang dihasilkan semakin cepat. Sedangkan contoh yang kedua dengan gaya tarikan yang lemah agar gerakan yang dihasilkan menjadi lambat. Setelah saya memperagakan, saya juga meminta seluruh siswa untuk mencoba menggunakan ketapel supaya merasakan langsung bagaimana pengaruh gaya dan gerak yang dihasilkan.

Saat pelaksanaan pembelajaran itu, di Siumolo sedang musim buah mangga. Ketapel yang mereka bawa digunakan untuk mengambil buah mangga modok (muda) dengan menggunakan fiti (ketapel). Itu sekedar hiburan saja. "Bu, fiti yang jauh ko?" Tanya salah seorang siswa. "Silakan fiti yang jauh sampai melewati pagar sekolah, nak!" Seru saya pada mereka. Mereka lebih senang belajar di luar ruangan. Sesekali memang saya ajak mereka belajar di halaman sekolah supaya tidak jenuh.