Beberapa
waktu yang lalu saya melakukan perbincangan bersama salah satu teman kuliah
saya di UPI Kampus Cibiru melalui pesan singkat, Sandi Rahmatulloh. Sandi
Rahmatulloh anak pertama dari tiga bersaudara, dan semuanya laki-laki, beliau
terlahir dari keluarga sederhana tapi berkecukupan. Lelaki kelahiran Ciamis, 07
September 1990 perjalanannya panjang ketika akhirnya beliau memulai bisnis
laundry, dan tetap akan mengembangkan usaha yang sudah sukses sejak di bangku
kuliah. Berikut petikan perbincangan yang saya lakukan bersama Kang Sandi
Rahmatulloh.
Sejak kapan mulai tertarik bisnis?
Saya
mulai tertarik bisnis sejak SD, saya hanya tahu dan senang ketika mendapatkan
uang dan labanya dihabiskan olehnya. Ketika SD saya pernah berjualan permen,
macaroni yang dijual Rp. 500, kemudian kertas loose leaf kecil. Semuanya itu
dilakukan atas dasar kesenangan. Menginjak SMP saya tidak berbisnis apapun,
hanya mempromosikan cireng goreng buatan teman, tetapi dari promo itu, ternyata
cirengnya laku dan saya mendapat sedikit keuntungan dari promo itu. Menginjak
SMA, saya diajak teman untuk berjualan donat di kelas, atas dasar suka saya
melakukanya dengan senang hati dan mendapat keuntungan dari penjualan donat. Kadang
teman yang lain bertanya, “kenapa kamu mau berjualan seperti itu?” Padahal kamu
orang biasa, orang lain mungkin berfikiran merasa rendah atau kurang kerjaan
ketika melakukan pekerjaan itu, tapi saya merasa senang melakukannya, hingga
akhirnya saya memasuki dunia perkuliahan, dan ternyata sedikit berbeda dengan
dunia SMA.
Ketika
kuliah saya tertarik melihat peluang yang ada, mulai mencoba dengan menjadi
jual pulsa, perantara pembuat spanduk, pin, kaos sablon, plakat, tour dan
travel, jual camilan, dan pernah ingin mendirikan sebuah event organizer tetapi belum kesampaian.
Selama
kuliah aktif di organisasi apa saja?
Selama
di bangku kuliah, saya aktif mengikuti organisasi dari tingkat pertama sampai
tingkat akhir. Di mulai dari menjadi Sekretaris Umum KOPMA UPI Cibiru periode
2009, Wakil Ketua Majelis Permusywaratan Mahasiswa periode 2009, Ketua Koperasi
Mahasiswa Periode 2010-2011, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Peridode 2012,
dan menjadi Anggota di PIKR Kab. Bandung sampai sekarang.
Sejak
kapan merintis bisnis SR Laundy? Kenapa memilih bisnis laundry daripada bisnis
yang lainnya?
Merintis
bisnis SR Laundry sebenarnya dimulai saat semester VII, saat itu sedang
ramai-ramainya business plan, mulai
dari PMW, PKM, dan banyak lagi, mencoba peruntungan, ternyata PMW tidak lolos,
PKM hanya sampai seleksi ke dua, tetapi karena berkecimpung di KOPMA, saya
mendapatkan link dan ada kompetisi untuk mirausaha muda baru yang diadakan oleh
Bank Indonesia Wilayah VI Bandung. Singkat cerita saya mengikuti seleksi,
dengan pesaing yang lumayan banyak, seleksi diadakan dua hari, kick off pertama
dan kedua. Seminggu kemudian ketika kick off kedua, ternyata saya lolos menjadi
30 orang peserta yang akan dibina oleh BI. Satu minggu kemudian kami mengikuti
pelatihan, pelatihan ini diselenggarakan selama satu bulan penuh. Di hari
pertama dari 30 orang itu sangat disayangkan menjadi 20 orang, karena mereka
telat datang. Kami sadari disana waktu sangat berharga, kami harus kehilangan
10 orang teman kami, selama pelatihan menyenagkan, tetapi juga menguras
fikiran, tetapi pelatihnya luar biasa karena di datangkan dari instansi yang
terkenal, yaitu dari GIZ kerjasama Indonesia dan Jerman dengan metode dari Cefe International. Selama sebulan itu
kami mengikuti pelatihan kami harus kehilangan dua orang terman lagi, karena
mereka hanya telat 2 menit saja masuk ruangan. Kami memiliki komitmen dari
awal, mengikuti peraturan yang telah di buat, sehingga walaupun telat 2 menit
tetap harus gugur, sampai akhir pelatihan kami hanya tersisa 16 orang yang
masih bertahan, dan ini dia yang saat dinantikan, kami mendpatakan bantuan
modal, saat itu saya rasakan cukup besar modal yang saya dapatkan, selain itu
yang paling berharga ada ilmu yang di berikan dan kami akan di bina selama 3
tahun kedepan, sehingga bagi pengusaha yang dari 0 (nol), tidak khawatir untuk
mewujudkan ide bisnis dan mengepakan sayapnya.
Modal
awal berasal dari tabungan pribadi atau ada pihak lain yang membantu?
Modal
awal yang saya dapatkan itu berasal dari BI Rp 15.000.000,00 angka yang lumayan
besar bagi saya, tetapi ketika akan merealisasikan ternyata masih terhambat
yang harusnya target Desember 2012 saya dapat membuka usaha laundry dan baru
terealisasi pada tanggal 10 Maret 2013. Dengan tambahan modal dari orang tua
sebesar Rp 15.000.000,00 jadi saya memulai bisnis ini dengan modal Rp
30.000.000,00.
Apakah
saat merintis bisnis tidak mengganggu aktivitas kuliah?
Saat
merintis bisnis apakah mengganggu kuliah? Sebetulnya itu kembali pada diri
sendiri, ketika pelatihan saya tidak masuk kuliah beberapa kali, karena memang
memiliki komitmen di awal pelatihan sehingga harus mengorbankan perkuliahan. Sedikit
mengganggu perkuliahan tentunya, dan teman-teman yang lain pun merasakan hal
yang sama. Saya yakin ini jalan yang saya pilih dan di sinilah resiko yang
harus saya ambil. Ketika teman-teman seangkatan saya lulus bulan Agustus 2013,
saya hanya bisa mendoakan mereka, begitupun bulan Desember, saya kemungkinan
ingin dan akan wisuda bulan April 2014, tapi jika Allah berkehendak lain Insya
Allah Agustus yang akan datang. Tetapi sebetulnya bukan sepenuhnya karena usaha
yang saya rintis tapi lebih pada rasa malas yang ada dalam diri. So, buat kita semua kalahkan rasa malas
karena akan membuat kita semakin jauh tertinggal dari yang lainnya.
Adakah
pesan bagi rekan-rekan yang akan memulai bisnis ataupun yang sudah memulai
usahanya?
Pesan
untuk rekan-rekan yang akan memulai bisnis dan sudah memulainya, mulailah
bisnis dari apa yang teman-teman sukai, karena segala sesuatunya akan lebih mudah
dari apa yang kita sukai. Kemudian berbisnis jarang sekali ada yang instan,
nikmatilah prosesnya, ketika terjatuh bangun lagi, ketika terjatuh lagi bangun
lagi, begitu seterusnya, karena bisnis memerlukan kemauan dan tekad yang kuat,
kemudian action. Apa yang ada
inginkan, jangan hanya ada dalam lamunan. tapi dasar dari semua bisnis yang
kita lakukan berbisnislah dengan yang halal, berkah, bermanfaat bagi orang
lain, menjaga lingkungan, menguntungkan,
dan mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.
Demikian
perbincangan singkat saya dengan Kang Sandi Rahmatulloh, semoga menjadi
inspirasi bagi rekan-rekan semua yang kini sedang merintis bisnis ataupun sudah
mulai berbisnis. Bila kita tekun terhadap apa yang kita sukai pasti hasilnya
akan memuaskan. Muda dan sukses sejak di bangku kuliah memang tidak mudah.
Diperlukan suatu pengorbanan untuk mencapai semua itu. Terima kasih sudah
menyimaknya. Sampai jumpa ^-^
“Kuliah
di jurusan pendidikan tidak menjamin akan menjadi seorang guru. Tidak menutup
kemungkinan untuk bergerak di bidang yang lain. Hal itu di bina dan di tempa
melalui pengalaman berorganisasi.”
~Pesan salah satu dosen
ketika audiensi pada tanggal 7 Oktober 2011