Masih ingat cerita
pendek yang saya posting kemarin? Pasti masih ingat dong? Nah cerita ini masih
berkaitan dengan cerita yang sebelumnya. Mari kita simak bersama :)
Echy menghampiri
teman-temannya dan Rafka mengikutinya dari belakang. Mereka semua ngobrol dan
menghabiskan semua makanan yang ada hingga tengah malam. Keesokan harinya,
Dhanis memberikan ide lagi pada rafka untuk mengajak Echy nonton film
favoritnya. Rafka pun segera menelepon Echy dan mengajaknya untuk menonton film
favoritnya itu. Echy menerima ajakan itu dengan senang hati.
“ Rin, gue mau curhat
“ pinta Echy. Tiba-tiba Rafka menghampirinya dan memberikannya tiket bioskop.
Damar, Dhanis dan Mitha pun segera menghampiri Echy. Sejenak mereka terdiam dan
Echy yang memulai pembicaraan.
“ Kok tiketnya cuma
satu? Bukannya kita berlima? Trus temen-temen gue gimana? “ tanya Echy heran.
“ Kemarin kita
berempat udah pada nonton. Kita udah pernah ngajak lu buat nonton bareng, tapi lu sibuk sama buku-buku
bacaan lu !” ujar Mitha.
“ Jadinya gue cuma
beliin tiketnya satu aja. Karena temen-temen lu udah pada nonton” sambung
Rafka.
“ Rin, lu kok ngga
ngasih tahu sama gue?”
“ Aduh, Rin, tadi kan
si Mitha udah bilang kalau lu itu sibuk sama buku-buku lu.”
“ Udah deh, ambil aja
tiketnya. Daripada lu nyesel ngga nonton” ejek Damar sambil menyenggol lengan Echy.
“ Ok deh, gue terima.”
“ Gitu dong, Chy,
smile...” ujar Sabrina.
Satu demi satu rencana
mereka berhasil. Dan mereka tidak campur tangan lagi mengenai kedekatan Echy
dan Rafka. Mereka hanya memantau saja. Saat Echy sedang sendirian di taman,
tiba-tiba Rafka datang dengan membawakan minuman kesukaan Echy, orange juice.
Echy begitu terkejut dengan kehadiran Rafka yang datang secara mendadak.
“ Thank you. By the
way, lu kesini mau ngapain?” tanya Echy dengan penuh curiga.
“ Sama-sama. Gue
kesini, karena gue ngeliat lu duduk sendirian.”
“ mmm….”
“ Chy, sebenernya...
gue... gue...”
“ Gue kenapa maksud
lu?”
“ Gue suka sama lu,
mau ngga lu jadi cewe gue?” tanya Rafka secara spontan.
“ mmm... gimana ya? Gue bingung.” jawab Echy.
“ Lu ngga usah jawab
sekarang. Besok juga bisa. Gue tunggu lu disini jam 11 siang” ucap Rafka sambil
berlalu meninggalkannya.
Echy bingung harus
memilih siapa. Karena Revan memintanya kembali untuk berhubungan. Di sisi lain,
Rafka meenyatakan perasaannya. Sungguh dilema yang berat. Dengan segala
pertimbangan,Echy lebih memilih untuk kembali pada Revan. Karena tanpa sengaja
ia tahu bahwa Rafka hanya bertaruh dengan teman-temannya. Damar telah
mencertakan semuanya pada Echy.
“ Chy, lu beneran
balikan lagi sama Revan?” tanya Damar.
“ Iya” jawabnya dengan
polos.
“ Gue dukung banget.
Karena ini semua rencana kita buat bikin lu tersenyum kembali. Tapi semua ada
di luar dugaan gue. Mitha udah lama backstreet sama Rafka. Sebelum dia jalan bareng sama lu.”
“ Pantesan aja, setiap
kita ajakin kumpul, mitha selalu aja banyak alasan yang ngga jelas.”
“ Tapi, lu ngga marah
kan sama gue?” tanya Damar.
“ buat apa gue marah!
toh ini udah kejadian
kok. Lagian
gue ngga akan mempermasalahkan
hal ini.
Buat gue, persahabatan itu lebih penting dari pada gue rusak gara-gara cowo.”
“ Ngga biasanya lu
ngomong kaya gitu, Chy.”
“ Besok gue ada janji
sama Rafka di taman jam 11 siang. Gue mau, lu kasih tahu
yang
lain. Biar semuanya jelas” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Damar.
Keesokan harinya,
mereka telah berkumpul di taman. Rafka terkejut mengapa temen-temen Echy ikut
juga. Tapi, tak terlihat sosok Echy dan Damar. Sabrina berusaha menghubungi
mereka dengan menelepon dan sms. Tapi tak ada yang mau membalasnya. Lima menit
sudah mereka menunggu kedatangan Echy dan Damar. Tiba-tiba Dhanis berteriak
memanggil Damar.
“ Damar... kesini lu!
darimana aja sih? Dari tadi kita nungguin lu!” ucap Dhanis sambil marah-marah.
“ Owh... itu ya? Gue
dari perpus. Nih, ngejemput sang ratu!” tunjuknya pada Echy.
“ Sebenernya, gue mau
ngasih jawaban dari pertanyaan Rafka kemaren. Ka, sorry banget gue ngga bisa
jadi cewe lu. Karena gue udah balikan lagi sama cowo gue yang kuliah di Depok. Selain itu, gue juga pengen minta kejelasan dari temen-temen semua
tentang ulang tahun gue waktu itu.”
“ Gini lho, Chy,
sebenernya kita punya rencana buat bikin lu tersenyum lagi, dengan membuat surprise party. Dan kita
pikir lu akan seneng kalau kita kasih sesuatu yang bikin lu berkesan, makanya
kita ngundang Rafka” ujar Dhanis.
“ Dan itu udah cukup
buat lu seneng, Chy.” tambah Mitha.
“ Kalau seneng sih,
memang bener. Tapi kenapa kalian maksa buat ngejodohin gue sama Rafka? Padahal
kalian tahu kan kalau gue tuh belum putus sama Revan?” jelas Echy.
“ Tahu, Chy. Trus
kenapa juga lu ngga nolak waktu diajak jalan sama Rafka?” tanya Mitha.
“ gue mau ngehargain ajakan temen. Trus kenapa lu jadi sewot
gini?” Tanya Echy.
“ Jangan-jangan lu
suka lagi sama Rafka?” tanya Dhanis.
“ Ehm... biasa aja
ko?” jawab Mitha.
“ Udah deh, Mit, ngaku
aja..! Daripada gue yang
bongkar semuanya di depan temen-temen..” pinta Damar.
“ Iya, iya. Gue udah
jalan sama Rafka sebelum gue ngusulin Rafka buat dijodohin sama Echy. Gue ngga
ada maksud buat nyakitin hati lu, Chy!”
“ Tapi, kok lu tega sih sama temen
sendiri? Pikir deh, seandainya lu ada di posisinya Echy? Apa ngga sakit?” ucap Sabrina dengan
penuh amarah.
“ Ok, ok, gue ngaku
kalau perbuatan gue ini salah. Chy, gue minta maaf” ucap Mitha lirih.
“ Chy, gue...gue juga
mau…” tambah Rafka.
“ Mau apa ka? Minta
maaf? Udah gue maafin. Yang gue minta tuh, temen-temen, bisa jujur satu sama
lain. Termasuk lu juga ka!” jawab
Echy.
“ Ops... apa Chy?”
tanya Rafka karena kaget.
“ Thank’s ya, Chy! Lu
udah mau maafin kita” ujar Mitha.
“ Menurut gue,
persahabatan itu lebih penting dari apapun. Dan gue ngga mau ngerusaknya karena
cowo. Kalau itu lebih baik buat temen gue, gue dukung” ucap Echy.
Semenjak itu,
persahabatan mereka semakin solid. Walaupun ada saja yang sering membuat
hal-hal aneh. Karena bagi mereka yang terpenting saat ini adalah keberadaan
sahabat yang akan selalu ada kala kita
sedih ataupun senang. Shezy kembali menemukan senyumnya yang sempat menghilang
dan semuanya kembali tersenyum
bahagia.
No comments:
Post a Comment