Sunday 5 May 2013

Sahabat Itu Tak Akan Tergantikan ^_^



Masih ingat cerita pendek yang saya posting kemarin? Pasti masih ingat dong? Nah cerita ini masih berkaitan dengan cerita yang sebelumnya. Mari kita simak bersama :)


Echy menghampiri teman-temannya dan Rafka mengikutinya dari belakang. Mereka semua ngobrol dan menghabiskan semua makanan yang ada hingga tengah malam. Keesokan harinya, Dhanis memberikan ide lagi pada rafka untuk mengajak Echy nonton film favoritnya. Rafka pun segera menelepon Echy dan mengajaknya untuk menonton film favoritnya itu. Echy menerima ajakan itu dengan senang hati.
“ Rin, gue mau curhat “ pinta Echy. Tiba-tiba Rafka menghampirinya dan memberikannya tiket bioskop. Damar, Dhanis dan Mitha pun segera menghampiri Echy. Sejenak mereka terdiam dan Echy yang memulai pembicaraan.
“ Kok tiketnya cuma satu? Bukannya kita berlima? Trus temen-temen gue gimana? “ tanya Echy heran.
“ Kemarin kita berempat udah pada nonton. Kita udah pernah ngajak lu buat nonton bareng, tapi lu sibuk sama buku-buku bacaan lu !” ujar Mitha.
“ Jadinya gue cuma beliin tiketnya satu aja. Karena temen-temen lu udah pada nonton” sambung Rafka.
“ Rin, lu kok ngga ngasih tahu sama gue?”
“ Aduh, Rin, tadi kan si Mitha udah bilang kalau lu itu sibuk sama buku-buku lu.”
“ Udah deh, ambil aja tiketnya. Daripada lu nyesel ngga nonton” ejek Damar sambil menyenggol lengan Echy.
“ Ok deh, gue terima.”
“ Gitu dong, Chy, smile...” ujar Sabrina.
Satu demi satu rencana mereka berhasil. Dan mereka tidak campur tangan lagi mengenai kedekatan Echy dan Rafka. Mereka hanya memantau saja. Saat Echy sedang sendirian di taman, tiba-tiba Rafka datang dengan membawakan minuman kesukaan Echy, orange juice. Echy begitu terkejut dengan kehadiran Rafka yang datang secara mendadak.
“ Thank you. By the way, lu kesini mau ngapain?” tanya Echy dengan penuh curiga.
“ Sama-sama. Gue kesini, karena gue ngeliat lu duduk sendirian.”
mmm….”
“ Chy, sebenernya... gue... gue...”
“ Gue kenapa maksud lu?”
“ Gue suka sama lu, mau ngga lu jadi cewe gue?” tanya Rafka secara spontan.
mmm... gimana ya? Gue bingung.” jawab Echy.
“ Lu ngga usah jawab sekarang. Besok juga bisa. Gue tunggu lu disini jam 11 siang” ucap Rafka sambil berlalu meninggalkannya.
Echy bingung harus memilih siapa. Karena Revan memintanya kembali untuk berhubungan. Di sisi lain, Rafka meenyatakan perasaannya. Sungguh dilema yang berat. Dengan segala pertimbangan,Echy lebih memilih untuk kembali pada Revan. Karena tanpa sengaja ia tahu bahwa Rafka hanya bertaruh dengan teman-temannya. Damar telah mencertakan semuanya pada Echy.
“ Chy, lu beneran balikan lagi sama Revan?” tanya Damar.
“ Iya” jawabnya dengan polos.
“ Gue dukung banget. Karena ini semua rencana kita buat bikin lu tersenyum kembali. Tapi semua ada di luar dugaan gue. Mitha udah lama backstreet sama Rafka. Sebelum dia jalan bareng sama lu.”
“ Pantesan aja, setiap kita ajakin kumpul, mitha selalu aja banyak alasan yang ngga jelas.”
“ Tapi, lu ngga marah kan sama gue?” tanya Damar.
“ buat apa gue marah! toh ini udah kejadian kok. Lagian gue ngga akan mempermasalahkan hal ini. Buat gue, persahabatan itu lebih penting dari pada gue rusak gara-gara cowo.”
“ Ngga biasanya lu ngomong kaya gitu, Chy.”
“ Besok gue ada janji sama Rafka di taman jam 11 siang. Gue mau, lu kasih tahu yang lain. Biar semuanya jelas” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Damar.
Keesokan harinya, mereka telah berkumpul di taman. Rafka terkejut mengapa temen-temen Echy ikut juga. Tapi, tak terlihat sosok Echy dan Damar. Sabrina berusaha menghubungi mereka dengan menelepon dan sms. Tapi tak ada yang mau membalasnya. Lima menit sudah mereka menunggu kedatangan Echy dan Damar. Tiba-tiba Dhanis berteriak memanggil Damar.
“ Damar... kesini lu! darimana aja sih? Dari tadi kita nungguin lu!” ucap Dhanis sambil marah-marah.
“ Owh... itu ya? Gue dari perpus. Nih, ngejemput sang ratu!” tunjuknya pada Echy.
“ Sebenernya, gue mau ngasih jawaban dari pertanyaan Rafka kemaren. Ka, sorry banget gue ngga bisa jadi cewe lu. Karena gue udah balikan lagi sama cowo gue yang kuliah di Depok. Selain itu, gue juga pengen minta kejelasan dari temen-temen semua tentang ulang tahun gue waktu itu.”
“ Gini lho, Chy, sebenernya kita punya rencana buat bikin lu tersenyum lagi, dengan membuat surprise party. Dan kita pikir lu akan seneng kalau kita kasih sesuatu yang bikin lu berkesan, makanya kita ngundang Rafka” ujar Dhanis.
“ Dan itu udah cukup buat lu seneng, Chy.” tambah Mitha.
“ Kalau seneng sih, memang bener. Tapi kenapa kalian maksa buat ngejodohin gue sama Rafka? Padahal kalian tahu kan kalau gue tuh belum putus sama Revan?” jelas Echy.
“ Tahu, Chy. Trus kenapa juga lu ngga nolak waktu diajak jalan sama Rafka?” tanya Mitha.
“ gue mau ngehargain ajakan temen. Trus kenapa lu jadi sewot gini?” Tanya Echy.
“ Jangan-jangan lu suka lagi sama Rafka?” tanya Dhanis.
“ Ehm... biasa aja ko?” jawab Mitha.
“ Udah deh, Mit, ngaku aja..! Daripada gue yang bongkar semuanya di depan temen-temen..” pinta Damar.
“ Iya, iya. Gue udah jalan sama Rafka sebelum gue ngusulin Rafka buat dijodohin sama Echy. Gue ngga ada maksud buat nyakitin hati lu, Chy!”
“ Tapi, kok lu tega sih sama temen sendiri? Pikir deh, seandainya lu ada di posisinya Echy? Apa ngga sakit?” ucap Sabrina dengan penuh amarah.
“ Ok, ok, gue ngaku kalau perbuatan gue ini salah. Chy, gue minta maaf” ucap Mitha lirih.
“ Chy, gue...gue juga mau tambah Rafka.
“ Mau apa ka? Minta maaf? Udah gue maafin. Yang gue minta tuh, temen-temen, bisa jujur satu sama lain. Termasuk lu juga ka!” jawab Echy.
“ Ops... apa Chy?” tanya Rafka karena kaget.
“ Thank’s ya, Chy! Lu udah mau maafin kita” ujar Mitha.
“ Menurut gue, persahabatan itu lebih penting dari apapun. Dan gue ngga mau ngerusaknya karena cowo. Kalau itu lebih baik buat temen gue, gue dukung” ucap Echy.
Semenjak itu, persahabatan mereka semakin solid. Walaupun ada saja yang sering membuat hal-hal aneh. Karena bagi mereka yang terpenting saat ini adalah keberadaan sahabat yang akan selalu ada  kala kita sedih ataupun senang. Shezy kembali menemukan senyumnya yang sempat menghilang dan semuanya kembali tersenyum bahagia.
 

No comments:

Post a Comment