Pada tulisan sebelumnya sedikit
dibahas juga mengenai transportasi umum yang biasa saya gunakan ketika berada
di kota tersebut. Mari kita lanjut lagi ceritanya. Dari shelter Solo Balapan
menggunakan BST korodor 2, saya menuju shelter Solo Square atau Kerten. Untuk harga
tiket BST sendiri juga terjangkau lho. Untuk pejar dikenakan tarif Rp 2.000 dan
untuk umum Rp 3 di shelter Kerten, saya transit dan berganti bis jurusan
Solo-Semarang untuk menuju Boyolali. Ada bermacam-macam bis yang menuju ke sana
dan tarifnya juga berbeda-beda. Ongkos yang dikeluarkan dari Solo-Boyolali Rp.
10.000.
Dalam satu hari bisa 3 kota
sekaligus dijelajahi. Sampe numpuk tiket perjalanan juga. Sebenernya tujuan ke
Solo dan Boyolali itu mau ngapain ya? Masih bertanya-tanya to? Tujuannya untuk
bertemu ponakan yang lucu, As-Shakiy di Boyolali dan nonton Solo Batik Carnival
ke-7 di depan taman Sriwedari. Nonton SBC udah ada rencana dari beberapa bulan
yang lalu juga. Ada yang ngajakin gitu untuk nonton. Apa daya, rencana itu
hanya saya sendiri yang menonton ditemani mas Candra, Teh Gemi, Shakiy, Rofi
dan Fajar. Nah kamu kemana?? *lagi ada acara pembagian rapot di sekolah #ehhh.
Solo Batik Carnival merupakan
agenda tahunan dari Pemerintah Kota Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 22
Juni. Seperti ulang tahun kota Jakarta ya? Hehe. Acaranya meriah sekali. Maklum
baru kali ini saya menonton acara tersebut. Setiap tahunnya ada tema yang
berbeda-beda. Itu yang Teh Gemi katakan. Kita injak rumput aja di suruh turun
lho. “hei ayo turun, rumput tidak di injak-injak. Nanti Walikota saya marah!”. Ketika
arak-arakan peserta SBC 2014 berhenti, saya menyempatkan untuk berfoto bersama
dengan peserta. Tanpa di suruh juga emang mau foto ko. Hehe. Itu tuh orang yang
ngajakin nonton nitip untuk fotoin. Hahaha.
Cukup sampai di sini dulu mbolang
Yogyakarta – Solo – Boyolali. Sampai berjumpa kembali dengan cerita-cerita di
kota berikutnya. ^-^
No comments:
Post a Comment