Monday 18 March 2013

Ngamen yu, Neng!



 
Beberapa hari lalu dalam perjalanan menuju SD tempat PPL, ada seorang ibu yang bercerita tentang pengalamannya dulu saat beliau dilamar oleh kekasihnya yang sekarang menjadi suami beliau. Tanpa sengaja saya mendengarkan obrolan si Ibu kepada temannya. Beliau teringat peristiwa itu saat melihat bis kota melewati angkot yang kami tumpangi.  “Kalau ingat bis kota jadi ingat beberapa tahun silam pas bapak melamar saya”, ucap si Ibu. “Dulu ketika saya setelah dilamar sama si Bapak tuh langsung di ajak ngamen di bis kota”, tambah si Ibu. “Ngamen yu, Neng!” ajak si Bapak.
Rada aneh sih kenapa abis dilamar langsung ngajak ngamen ya? *heran saya juga.

“Kamu bisa nyanyi kan? Suara kamu bagus ko. Yuk, kita ngamen! Saya bawa gitar juga ko”, kata si Bapak. Si Ibu ngangguk aja dan ikut beliau naik ke salah satu bis kota. Di dalam bis kota tersebut, si Bapak dan Ibu langsung aja nyanyi. Penumpang yang ada di bis ngga ngerasa aneh. Mereka sangka itu tuh pengamen. Pas lagunya selesai dinyanyikan, penumpangnya langsung tepuk tangan gitu dan pas ada yang mau ngasih uang sama si Bapak dan Ibu tuh malah kaget, karena justru semua orang yang di dalam bis itu dibagikan uang Rp. 5000, 00 untuk ongkos sama si Bapak. Semua penumpang tersenyum dan berterima kasih kepada beliau. *tak bisa di tebak.
“Saya saja kaget, mba, pas Bapak bagi-bagi uang sama penumpang”, kata si Ibu. *Lamaran yang unik. Hehe.. :D
Ternyata, si Bapak telah mempersiapkan hal itu bila diterima lamarannya oleh si Ibu.

Bisa gitu ya kepikiran buat ngajak kekasihnya ngamen setelah proses melamar sederhana sebelum bertemu langsung dengan orang tua si Ibu.. hoho

Maaf ya, bu kalau ceritanya saya share.. hehe

Monday 11 March 2013

Ingatlah Hari ini ^^




Kamu sangat berarti, istimewa di hati
Slamanya rasa ini
Jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku


Ingatlah Hari Ini – Project Pop



Juli 1997 merupakan awal kita mamasuki dunia sekolah dasar. Yeah.. kita bukan kanak-kanak lagi yang sekedar bermain jungkat-jungkit ataupun perosotan yang ada di halaman Taman Kanak-kanak dulu. Seragam putih merah, mengenakan dasi dan bersepatu hitam. Mungkin seperti itu gambaran kita dulu saat hari pertama duduk di Sekolah Dasar (SD). Ada yang masih ingat siapa teman sebangku waktu di SD dulu?? Coba di ingat kembali, siapa tahu dia memberikan kesan tersendiri?? Hihi
Kebersamaan bersama teman-teman yang paing lama itu saat kita berada di SD. Masih tanya juga alasannya?? Lha sudah jelas toh, kita terus bersama dari kelas 1 sampai kelas 6. Sudah pasti memiliki kesan yang tak akan terlupakan. Mungkin ada yang selalu di antar dan di jemput oleh ayah, ibu, kakak atau bahkan bibi setiap harinya. Atau mungkin ada yang selalu ditunggui oleh orang tuanya?? Hehe. Wajarlah namanya juga anak kelas 1, masih perlihan dari masa kanak-kanaknya.
Saya sendiri memang jarang di antar ataupun di jemput oleh orang tua bahkan harus ditunggui sampai sekolah selesai. Kesibukkan orang tua jug yang membuat saya harus mulai mandiri. Di kelas 1 inilah saya memulai untuk bersosialisasi dengan teman-teman baru, walaupun beberapa diantaranya adalah teman sewaktu di TK.seperti biasa, di hari pertama masuk sekolah pasti ada perkenalan, mulai dari guru kelas serta teman-teman yang lain. Guru yang mengajar di kelas 1 kebetulan adalah tetangga saya sendiri, yaitu Ibu Eni. Beliau yang mengajari kita membaca, menulis dan berhitung. Tanpa beliau, kita mungkin tidak akan seperti saat ini. Jangan disangka kalau menjadi guru itu mudah, sebenarnya sulit lho. Beliau tidak hanya mengajar saja, tetapi juga mendidik. Berkat beliau juga, saya diingatkan akan cita-cita sewaktu saya berada di kelas 1, yaitu menjadi sorang guru yang kelak akan menggantikan beliau mengajar. Saya memang tidak mengingatnya, namun beliau masih ingat ucapan saya saat itu.
Untuk bersosialisasi dengan teman yang baru tidak begitu sulit bagi saya. Karena saya suka dengan sesuatu yang baru. Hehe. Teman pertama saya adalah Nindy Fahrida Febyani. Dia merupakan teman sebangku saya. Sempat berganti-ganti juga teman sebangkunya. Setiap kenaikan kelas, biasanya berganti teman sebangku. Mencari suasana baru. Hehe. Di kelas 2, guru yang mengajar kita adalah Ibu Emi. Beliau guru yang cantik, sampai sekarang juga masih seperti itu dan beliau juga tegas. Adakah yang masih ingat dengan guru kelas 3 dan kelas 4 kita?? Semoga saja teman-teman masih mengingatnya J. Beliau adalah Ibu Sri. Selama 2 tahun menjadi guru kelas kita. Siapa sih yang ngga takut sama beliau? Ada yang tidak piket saja langsung di denda, ada yang mengobrol langsung di catat. Masih ingatkah??

Di kelas 4 ini, kita banyak kedatangan murid-murid baru. Ayo siapa saja mereka?? Semoga ingatan saya masih bagus untuk mendeskripsikan mereka. Hehe. Pertama adalah Putri Wulandari, dia murid pindahan asal Palembang. Awalnya dia memang pemalu lho. Kedua adalah Jefry, murid pindahan asal Bengkulu. Dan yang ketiga adalah Ferdinan, saya lupa dia pindahan dari mana. Seingat saya, dia masih keturunan dari suku Batak, Medan. Kedatangan mereka membuat suasana kelas kita semakin beragam. Tidak hanya orang-orang pribumi saja (Re: Bandung/Sunda) melainkan beragam suku dan agama ada di kelas kita. Kita sudah terbiasa dengan keberagaman dan toleransi. 
Dari tadi ketua kelasnya belum diperkenalkan ya?? Untuk yang itu saya sedikit lupa. Sebentar saya mengingatnya, kalau tidak salah itu, Ilham Syahdan yang menjadi ketua kelasnya.. oh, iya ada yang saya lupakan. Ada dua orang teman baru lagi yang bergabung bersama kita. Waktu di kelas 4 atau kelas 5 ya? Mereka adalah Cintalis Sharfina A dan M. Taufan. Saya bersama teman-teman juga pernah mengikuti lomba Pramuka di SDN Karang Pawulang. Itu merupakan lomba pertama bagi kita. Hasilnya? Alhamdulillah menjadi juara terfavorit. Seingat saya sih itu.. hehe. *maklum udah lama ya? :)

Tak lama setelah itu, kita juga mengikuti beberapa perlombaan pengibaran bendera di SMPN 7 Bandung dan juga di SMAN 8 Bandung. Juara yang tidak di sangka adalah saat perlombaan pengibaran bendera di SMAN 8 Bandung. Kita berhasil menjadi juara 1 pengibaran bendera tingkat SD se-Kota Bandung.. semua bersorak-sorai dan menangis haru. Karena usaha yang kita lakukan setiap harinya membuahkan hasil yang maksimal. Kbersamaan itu menjadikan kita semakin dekat seperti saudara.

Tiba saatnya di akhir masa belajar kita di SD, tahun 2003. Itu merupakan awal perpisahan kita. Semuanya sibuk mencari dan memilih tempat untuk melanjutkan sekolah. Begitupun dengan saya. Pilihan pertama memang akan melanjutkan sekolah di Bandung, tapi semuanya hanya angan saja. Karena saya melanjutkan sekolah di kota kelahiran saya, Purwokerto. Semua teman-teman merasa sedih karena akan berpisah dengan saya. Kebersamaan selama enam tahun sudah membekas dalam ingatan mereka semua. Saat sedang sibuk mempersiapkan perpisahan di sekolah, saya harus meninggalkan teman-teman di Bandung. Tangis itu pecah mengiringi keberangkatan saya menuju kota Purwokerto.
Komunikasi tidak putus begitu saja. Kita masih sering berkirim surat. Itu merupakan pengobat rasa rindu. Setiap bulannya atau bahkan 6 bulan saya mendapatkan surat dari Bandung. Hana Nurhanifah dan Nindy F. F yang sering berkirim surat. Hehe. Masih saya simpan surat-surat itu. Tidak hanya surat saja, foto-foto sewaktu SD ataupun foto mereka bersama teman barunya juga di kirimkan. Setiap libur juga saya menyempatkan untuk berlibur di kota kembang sekedar melepas rindu. Namun kini saya sudah kembali ke kota kembang untuk melanjutkan kuliah disini.
Enam tahun bersama dan enam tahun juga kita berpisah. Saat di tahun ketujuh barulah kita bertemu. Itu merupakan pertemuan pertama saat pernikahan salah satu teman kita, Isma Suryani P. Semuanya berubah.. hoho *jelas dong, masa mau kecil terus sih?? Hihi. Pertemuan itu cukup singkat. Tapi mengobati rasa rindu lama tak bertemu. Di tahun beikutnya kita berkumpul kembali untuk buka bersama. Nah, yang tak disangka itu tanggalnya bertepatan sekali dengan hari ulang tahun saya. Berasa istimewa. Secara dapat berkumpul kembali dengan teman-teman semasa SD dulu. Beberapa diantara mereka ada yang sudah bekerja, kuliah dan juga ada yang sudah menikah..
Semoga kebersamaan kita akan tetap seperti dulu. Meskipun jarang bertemu karena kesibukkan masing-masing, namun tetap berkomunikasi. Kenangan indah itu akan selalu tersimpan dan tak akan terlupakan. Forever friend :D 

“Tujuh tahun berpisah dan 2,5 jam bertemu”
Hana Nurhanifah, Sinta Mustika, Detti Santi J, Nindy Fahrida F, Titin Sri K, Ira Widiawati, Tina A, Putri Wulandari, Riza W, Cintalis Sharfina A, Ernawati, Milawati, Isma Suryani P, Resti R, Wendi H, Ilham Syahdan, Andre F, Rahmat Hidayat, Yadi A, Ridwan Nugraha, Erik S, Angga Septian, M. Ihsan, Dedi, dkk