Sunday 29 July 2018

The Boys of 6.A Umar bin Abdul Aziz 2017-2018 || Part 1

Annyeong ...


Tulisan ini berisi kerinduan seorang guru terhadap murid-muridnya. Seperti yang teman-teman ketahui bahwa tahun pertama saya mengajar itu ditempatkan di kelas 6. Anak-anak muridnya juga sudah lulus semua. Saya pernah berkata akan menuliskan tentang mereka di blog. Baru sempat saya post tulisannya hari ini.

Orang pertama yang akan saya ceritakan adalah Achmad Zakiy. Anaknya nampak pendiam dan pemalu. Dia juga kadang datang terlambat ke sekolah dan dijemput bersamaan dengan Kakaknya yang berada di SMP. Setelah beberapa bulan mengenalnya, ternyata dia suka bercerita juga. Zakiy paling dekat dengan Farand. Suatu hari, dia datang terlambat ketika pengayaan pagi. Awalnya tidak mau hadir dan memilih langsung ke kelas karena sudah terlambat. Setelah diberi nasihat, meski datang terlambat, masuk ke kelas pengayaan saja. Daripada tidak mengikuti sama sekali. Sekarang dia melanjutkan sekolah sambil pesantren.


Fajar Pratama, paling suka main futsal. Tiap pagi main futsal dulu di lapangan. Terkadang sampai di kelas masing terengah-engah dan buka kelas duduk di depan bersama teman yang datang terlambat. Fajar duduknya di barisan pertama atau kedua. Paling suka belajar bahasa Inggris. Waktu penulisan karya tulis, dia bimbingannya via e-mail.






Muhammad Alif Afriza, kalau baca puisi atau pidato penghayatannya luar biasa. Waktu try out pertama meraih nilai tertinggi. Makin menjelang USBN, belajarnya tidak konsisten seperti sebelumnya. Sampai hasil USBN dirilis, dia sudah dapat mengevaluasi dirinya sendiri karena hasil USBN tidak seperti yang dia harapkan. Dewasa sekali pemikirannya ya. Bahkan dia sudah bertekad untuk memperbaiki pola belajarnya ketika sudah di SMP. Supaya nanti memperoleh hasil yang maksimal seperti yang dia targetkan.
Muhammad Daffa A. Siregar, biasa dipangil Abang Daffa. Dia paling suka pelajaran Sains. Suatu ketika dia bisa menjelaskan mengapa meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi ada yang berupa batuan kecil dan ada juga yang habis menyisakan debu saja?. Buku bacaan di rumahnya komik sains. Dalam menghapal Al-Quran juga suaranya lantang dan jelas. Ketika dia setor hapalan juz 29, ada beberapa ayat yang melekat diingatan saya karena terngiang oleh suaranya. Di kelas juga dia agak usil sama teman-temanya. Dia juga suka menggambar, sampai kertas surat untuk orangtua dia gambar-gambar dan mejanya kotor bekas coretan. Alhasil, dia harus membersihkan mejanya sampai tidak ada noda. Sekarang dia melanjutkan sekolah di SMP Nurul Fikri Boarding School.

Muhammad Iqbal Alfaqih, siswa pindahan dari Jepang. Dia pernah bersekolah di Negeri Sakura karena ikut orangtuanya yang sedang belajar di Jepang. Iqbal suka membaca, baik komik, novel dengan huruf kanji ataupun murajaah Al-Quran. Tiap pagi itu yang biasa dia lakukan kalau tidak ada jadwal piket. Dia rajin sekali mengecek kebersihan kelas. Dia tidak sungkan ketika ada temanya yang minta diajarin bahasa Jepang. Sesekali dia juga bercerita pengalamanya ketika sekolah di sana. Ada satu kenangan darinya yang masih saya simpan yaitu rekaman murajah Q.S Al-Mulk. Sejak saat itu, rekaman sering saya putar untuk mempermudah menghapal surat tersebut. Kamsahabnida, Iqbal Kun. Dia juga meraih nilai USBN tertinggi di sekolah. Sekarang melanjutkan sekolah di SMP IT As Syifa Boarding School.


Muhammad Zaky Fadhila, kerap dipangil Ade Zaky karena anak bungsu. Zaky sahabatan sama Rifqi karena beberapa kali satu kelas dan duduk satu bangku. Lama-kelamaan jadi suka ngobrol dan tidak fokus belajar. Dia paling sering mondar-mandir di dekat meja saya sebelum buka kelas ataupun saat istirahat. Dia sama teman-temannya suka main quick math yang ada di hp saya. Secara bergantian mereka bermain untuk melancarkan operasi hitung di pelajaran math. Dia juga intensif saya berikan soal latihan math untuk materi yang tidak dia mengerti ketika istirahat. Itu atas permintaannya karena saat pengayan kurang maksimal untuknya. Hasil USBN membuat saya terkejut, karena dia meraih nilai tertinggi IPA. Sekarang dia lanjut sekolah di SMPN 50 Bandung.


Nantikan kelanjutanya untuk Part 2 yaa