Apa kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat. Aamiin.
Sudah lama sekali saya tidak memposting tulisan dalam blog. Ada saja alasan ini dan itu. Pada kesempatan ini saya akan membagikan cerita tentang melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesi yang saya tekuni, yakni sebagai guru SD. Meski ditawari pekerjaan selain guru, saya menolak dengan halus. Karena saya terlanjur jatuh cinta dengan profesi ini. Ada kebahagiaan tersendiri ketika berinteraksi dengan anak-anak.
Saya mulai bercerita saja. Ya ya ya :D
Januari 2017, saya menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Pendidikan Indonesia. Alhamdulillah udah punya sertifikat profesi sebagai Guru Kelas (guru SD). Ketika lulus PPG, banyak teman-teman yang sudah mendapatkan pekerjaan di sekolah swasta ataupun negeri. Saya memilih rehat sejenak dan mengirimkan beberapa lamaran kerja di sekolah terdekat dengan rumah baik negeri ataupun swasta. Ada juga lamaran kerja yang ditujukan di sekolah swasta yang ada di Kota Bandung.
April 2017, saya mendapat panggilan dari salah satu sekolah swasta yang ada di Purwokerto untuk mengikuti serangkaian tes, mulai dari psikotest, microteaching, mengaji, dan wawancara. Peminatnya banyak juga. Mereka yang ikut tes bersama saya tidak semuanya lulusan Sarjana Pendidikan. Serangkaian tes sudah dijalani, menunggu hasilnya sekitar 1-2 minggu. Saat itu saya tidak yakin mendapat panggilan kembali untuk internship. Karena banyak yang berkompeten dan pengalaman mengajar mereka juga sudah melampaui saya. Jujur sih rada minder. Mengenai psikotest masih bisa belajar dan tanya-tanya sama calon adik ipar (sekarang mah udh adik ipar beneran) yang kerja sebagai HRD. Tenang aja, bukan minta bocoran soal. Hehe. Itu di sekolah swasta ya. kalau di sekolah negeri bagaimana? Ketika sekolah negeri ada yang tidak menenrima saya dengan pertimbangan banyak hal, di antaranya adalah di sekolah tersebut sudah banyak guru honorer. Sedangkan gaji guru honorer sendiri dari dana BOS yang tidak seberapa. Ini nih yang bikin rada sensi, saya bukan anak guru ataupun kepala sekolah. Link untuk mendapatkan informasi juga terbatas. Sekalinya ada yang menawarkan lowongan melalui orangtua, eh... diserobot sama orang lain. It's Okay!! Intinya saya ngga ngandelin kekuasaan orangtua yang memiliki banyak teman guru untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Dulu ketika saya jadi guru honorer di salah satu sekolah negeri yang ada di Kota Purwokerto juga berkat usaha sendiri. Nekat memasukkan lamaran kerja ke sana sampai akhirnya diterima dengan baik oleh kepala sekolah beserta guru-guru. Meski saat itu saya bukanlah guru kelas.
Mei 2017, And I move to Bandung. Kota tempat saya dibesarkan dan menyelesaikan perkuliahan di Kota Kembang. Baru beberapa hari di sini, banyak info lowongan kerja. Kirimlah lamaran itu ke salah satu sekolah swasta di Arcamanik. Sampai buka website sekolahnya saking penasaran sekolahnya seperti apa dan kegiatannya ada apa saja. Saat menunggu pangilan untuk psikotest, saya juga mendapat pemberitahuan dari sekolah swasta di Purwokerto untuk internship selama 40 hari dan mulai besok pagi pukul 06.45 WIB. Woaaa... kabarnya mendadak sekali lho. Itu pesannya setelah Isya. Pihak sekolah kasih waktu 2 hari untuk kepastiannya. Saya punya alasan menolak ga bisa hadir pada waktu yang diminta karena pemberitahuan mendadak dan bis yang biasa saya naiki juga udah ga ada, meski banyak bis lainya juga. Tetep aja saya kan perempuan yang punya rasa takut dan kurang nyaman kalau ga naik bis yang biasanya. Selain itu juga saya mau kontrol ke dokter gigi, pas aja gigi yang pernah ditambal tuh semplak. Setelah diskusi dengan orangtua juga kalau sekiranya ada yang membuat tidak nyaman, lepaskan saja. Saya melepaskan untuk ga magang di sekolah itu. Lha yang di Bandung juga belum ada kepastian? Pikir saya itu adalah rezeki sudah diatur sama Allah dan ga akan tertukar. Bisa jadi saya melepaskan yang ini dan mendapatkan yang lain dan di sanalah kita dibutuhkan. Allah memberikan apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya, bukan apa yang diinginkan. Itu yang perlu diingat.
1 pekan setalah lamaran kerja dikirimkan, handphone berdering. Saya mendapat kabar dari HRD untuk melaksanakan psikotest di sekolah. Pertama kalinya saya ke sana dan bertemu dengan teman-teman baru yang akan mengikuti psikotest selama 2 jam. Sore harinya mendapat telepon lagi kalau saya harus ke sekolah untuk interview bersama ketua yayasan di hari Senin pekan berikutnya. Ditanya ini dan itu seperti yang saya tulis dalam form lamaran kerja serta hasil psikotest yang sudah dijalani. Selang 2 minggu, mendapat telepon kembali untuk melaksanakan microteaching serta interview bersama kepala sekolah. Di sekolah tersebut saya bertemu dengan beberapa adik kelas waktu kuliah. Beberapa hari kemudian bertemu dengan supervisor HRD untuk membicarakan aturan di sekolah dll. Berkah di bulan Ramadhan juga, Alhamdulillah saya menandatangani kontrak internship di sekolah.
Alhamdulillah. Rasa syukur tidak henti-hentinya dipanjatkan. Tidak lagi sebagai orang yang tak punya pekerjaan. Allah telah mengatur semuanya dan memiliki alasan yang tak pernah kita duga sebelumnya. Kalau penasaran saya mengajar di mana? Nantikan cerita selanjutnya ya ya ya... Semoga segera posting.
No comments:
Post a Comment