Liburan beberapa hari lalu saya
manfaatkan untuk ikut pendakian ke Gunung Merbabu bersama adik sepupu dan
teman-teman sekolahnya. Kami mendaki melalui jalur Selo. Teman-teman dari
sepupu saya sampai membuat jargon, “Merbabu... #selow”. Haha.. ada aja ide
kreatifnya. Pendakian ini selama 2 hari satu malam dari tanggal 26-27 Mei 2014.
Kami semua berkumpul di rumah kaka sepupu yang tinggal di Boyolali. Kemudian
diantar menuju Selo dengan menggunakan mobil patroli Dinas Perhubungan Boyolali,
sekalian patroli ceritanya mah.
Pas di jalan tuh ketemu sama
kapolsek gitu. Ditanyain mau pada kemana. Dibilang mau nganterin relawan. Nah
relawan di sini tuh relawan merapi. Haha.. saya sampai tertawa mendengarnya.
Perjalanan berlanjut menuju Selo. Mobil ngga bisa berlanjut sampai base camp.
Kami semua melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju base camp.
Setelah menyelesaikan urusan pendaftaran dan membayar retribusi, kami berdoa
bersama sebelum memulai pendakian.
12.30 WIB kami memulai pendakian.
Eitsss, keluarin tongsis dong! Foto dulu di depan gerbang. Haha... narsis :D.
Perjalanan menuju pos I dengan medan yang biasa. Namun menjadi tidak biasa
ketika kaki saya tiba-tiba linu. Haduuuhhh.. mengganggu sekali. Sempet
tertinggal juga dari rombongan. Karena saya makan siang dulu sebelum sampai pos
I. Tapi lanjut makan lagi bersama teman yang lainnya. Haha.. cacing di perut
udah minta makan #eh. Salah satu adik sepupu saya sempat berbisik ingin kembali
ke base camp karena tidak kuat lagi berjalan. Hmmm. Saya juga heran sama dia.
Padahal dia yang paling menggebu untuk ikut pendakian. Keinginannya tertunda
dan tetap melanjutkan perjalanan.
Jalur pendakian semakin menanjak
untuk menuju pos II. Biar cape ngga kerasa ya sambil ngobrol dan sempet foto-foto
juga. *narsis lagiiii. Sempat tertipu juga sama petunjuk. Kirain udah nyampe
pos II, ternyata 1 km lagi. Huoooo. Tetep lanjut berjalan dan kembali berhenti
di pos II untuk minum dan makan cemilan yang di bawa. Ditengah perjalanan
menuju pos III, adik saya kembali meminta untuk kembali ke base camp. Setelah
diberi semangat dari kaka yang lainnya, dia pun kembali melanjutkan pendakian.
Saat itu sudah menjelang matahari terbenam dan memasuki kawasan yang landai
sebelum menuju pos III atau sabana I. Kami beristirahat cukup lama sekalian
menikmati sunset dan hamparan awan serta megahnya Gunung Merapi di sebelah
selatan. Kalau foto-foto mah ngga akan ketinggalan untuk mengabadikan momen
itu. #tsaaahhh.
Perjalanan kami lanjutkan setelah
melaksanakan ibadah sholat magrib. Melihat jalur pendakian yang terjal,
diaturlah urutan berjalan untuk mempermudah saja. Udara semakin dingin, pake
jaket tebel pun masih terasa dingin. Saya memakai jaket adik sepupu supaya
lebih hangat. Ditengah perjalanan turun hujan yang membuat jalan menjadi licin.
Sampai ada yang terguling dari atas. Untungnya ngga terluka parah. Hanya
sedikit memar. Sungguh perjuangan untuk mencapai ke sabana I ditengah hujan
yang turun. Saya sampai harus merangkak untuk mempermudah mobilitas. Karena tidak
memungkinkan bila harus berdiri dengan kondisi tanah yang licin. Setapak demi
setapak saya lalui dengan berpegangan pada akar rumput. Alhamdulillah semua
sampai di sabana I dan segera mendirikan tenda. Kami bermalam di sabana I untuk
esok paginya melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung.
Tenda sudah berdiri, beberapa orang
yang lain mempersiapkan makanan untuk makan malam dengan bekal yang di bawa
sebelumnya. Sekitar pukul setengah sebelas malam baru bisa terlelap. Rencana
menuju puncak gunung jam 3 pagi pun urung dilakukan karena angin yang begitu
kencang. Tak satupun yang melanjutkan pendakian sampai pagi menjelang. Kami
menikmati sunrise di sabana I. Sekitar pukul 6 pagi, barulah kami semua
melanjutkan pendakian menuju puncak Merbabu melewati sabana II seperti bukit
teletubies. Jalur pendakian kembali terjal, tapi ngga harus merangkak juga
seperti sebelumnya :p. Tadi nya saya tidak akan melanjutkan sampai ke puncak
karena rasa ngilu di lutut kanan dan kiri. Saya menyuruh mereka untuk tetap
melanjutkan perjalanan dan meninggalkan saya dan salah satu adik sepupu, Diah.
Ketika sedang beristirahat, ada salah satu om dari komunitas kopi liar
menghampiri kami berdua dan mengajak untuk melanjutkan perjalanan. Memang sih
hanya sedikit lagi menuju ke puncak kentheng songo dan puncak trianggulasi.
Beliau sempat memijat pergelangan kaki saya supaya tidak ngilu dan kram.
Perjalanan dilanjutkan kembali dengan di dampingi beliau beserta
rekan-rekannya. Tak lama kemudian, adik sepupu saya, Novendy menyusul ke bawah dan
kaget kalau kami berdua melanjutkan perjalanan. Sampai om itu (saya lupa
namanya) ngga nyangka kalau kita bertiga itu saling bersaudara. Malahan sempat
di foto juga sama rekan beliau di komunitas kopi liar. Kalau ngga salah mah namanya om eko
yanng fotoin kita tuh. Huoooo.... jalur yanng terjal sudah terlewati. Yeay..
200 meter lagi dong menuju puncak. Kembali bersemangat karena melihat 2 anak
kecil yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar diajak mendaki oleh kedua orang
tuanya.
Akhirnya sampai juga di puncak
kentheng songo. Alhamdulillah semua terbayarkan sudah dengan melihat keindahan
alam. Tak henti-hentinya mengucap syukur dalam hati pada Allah. Setelah dari
puncak kentheng songo, kami berlanjut menuju puncak trianggulasi. Wow...
terlihat Gunung Merapi, Sindoro, Sumbing dan Lawu. Tidak melewatkan untuk
mengabadikan momen indah itu dalam beberapa foto.
Saat turun menuju sabana I, yang
ada berasa main perosotan yang ada di TK. Ketimbang jatuh kalau harus berjalan.
Cari aman aja deh. Hehehe. Dari pos II sampai base camp, kami bertiga adu
sprint gitu. Sampe ngga nyadar itu jempol kaki cenat-cenut. Haha. eh, kenapa
cuma bertiga? Karena teman-teman yang lain sudah turun duluan untuk mengejar
keberangkatan kereta sore hari. alhamdulillah kita semua turun dengan selamat
dari ketinggian 3145 mpdl. Badan dan kaki baru berasa linu dan pegel pas nyampe
base camp. Aduuuhhhhh... sampe saya susah untuk jongkok saking linunya.
Pulang-pergi dijemput sama mobil patroli. Hehe..
Segitu dulu cerita liburan kali
ini. berlanjut di kisah pendakian berikutnya ya? Haha.. gaya pisanlah *tengok
kaki ... sempet-sempetnya kepikiran kalau dilamar di atas gunung. Huooooooo
*just kidding guys
Caps
Guys!!!! Merbabu.... #Selow
Wiiiw, kereen, wanita gagah perkakas pada bisa mendaki Merbabu, saya malah belum pernah, hehehe
ReplyDeletehatur nuhun kang. ini sekalian ngisi liburan dan hadiah kelulusan SMP untuk adik sepupu :). hayu atuh coba mendaki Merbabu.
DeleteDuh pengen deh ngrasain mendaki gunung hihihi kayanya seru :D
ReplyDeleteHello Mbak Titin salam kenal yah, saya mau melemparkan tongkat estafet tentang The Liebster Award ke drimu, jika berkenan monggo diintip yaa :)
http://catatandewisri.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award.html
makasih sebelumnya :)
Deletehayu atuh mba coba mendaki gunung juga. ini pengalaman pertama lho. hehe. iya, nanti saya mampir ke blog mba.. hatur nuhun sudah mampir :D
Deleteaaa seruu.. ikutan boleh?
ReplyDeleteyuhuuu.... sok aja weh kalo mau ikutan mah :)
Delete